Aliran uang (CASH FLOW)
cash flow atau
dalam bahasa indonesia yang bisa disebut dengan Aliran Kas ini termasuk
kata-kata dalam bidang Akutansi yang tidak kami pelajari di jurusan kami,
Mungkin bagi teman-teman yang pernah mempelajari di Jurusan Akutansi atau yang
pernah menjalani aktivitas sebagai Enterpreneurship/Kewirausahaan pasti saja
pernah mendengar kata-kata cash flow ini, Cash Flow ini bisa disebut juga
dengan laporan keuangan/aliran kas sangat berguna bagi siapa saja yang ingin
membuka usaha, agar proses keuangan dalam suatu usaha tersebut dapat
terorganisir dan terkoordinir dengan baik, dan agar pimpinan suatu bidang tidak
bisa dibohongi dengan pegawai-pegawainya, maka sangat penting dibuatnya Cash
Flow.
Cash flow (aliran
kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat
dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari
aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa
saldonya setiap periode. Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang
mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang
yang kita miliki, kita simpan/investasikan.
Arus kas (cash flow)
adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan
operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi
pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu
perusahaan selama satu periode.
Menurut PSAK No.2
(2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan
bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya
satu tahun buku).
Pengertian Cash Flow
Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang
keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain
adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran
kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari
dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita
miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi
menjadi tiga yaitu :
1.
fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia
untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu
singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal
2.
fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna
menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan
dengan relatif cepat.
3.
capital growth, dana yang diperuntukkan untuk
penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di
bagi menjadi tiga kelompok :
a.
Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan
aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya;
pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan
aliran kas keluar (cash out flow).
b.
Aliran kas operasional (Operational Cash Flow)
merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti;
penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional
merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out
flow).
c.
Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan
aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa
modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan
antara lain;
a) Komposisi penerimaan
dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat tunai.
b) Perusahaan
hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel
c) Apabila
terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang
dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya
diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada
budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer
dalam memenuhi kewajibanya
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam
perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajement. Diantaranya:
1) Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang
berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan
perubahan kas.
2) Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa
yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
3) Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan
financial.
4) Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk
membayar kredit yang diberikan kepadanya.
Langkah-Langkah Penyusunan
Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1. Menentukan minimum kas
2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang
dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak
ketiga.
4. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran
setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
METODA CASH FLOW
Operational Cash Flow (Aliran Kas
Operasional)
Aliran Kas Operasional meliputi
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan secara riil yang berkaitan dengan
kegiatan operasi. Operational Cash In Flow (OCIF) meliputi penerimaan hasil
penjualan tunai, hasil pengumpulan piutang,dan penerimaan laba perusahaan.
Sedangkan Operational Cash Out Flow (OCOF) meliputi biaya-biaya produksi dan
biaya-biaya operasi perusahaan. Biaya produksi terdiri atas pembelian bahan
baku dan bahan penolong, biaya upah pekerja langsung, dan biaya overhead pabrik
(biaya produksi tak langsung); termasuk pembayaran hutang kepada pemasok bahan.
Biaya operasi meliputi biaya administrasi dan umum, seperti biaya gaji pimpinan
dan karyawan, biaya rekening listrik, telepon, air (PAM), biaya pemasaran, serta
biaya pajak.
Financial Cash Flow (Aliran Kas Pendanaan)
Aliran Kas Pendanaan meliputi
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan
pendanaan. Financial Cash In Flow (FCIF), meliputi penerimaan modal, baik dari
sumber modal sendiri maupun dari sumber modal asing berupa pinjaman atau kredit
bank. Sedangkan Financial Cash Out Flow (FCOF) meliputi biaya-biaya yang timbul
karena adanya tambahan modal. Biaya modal tersebut dapat berupa pembagian
keuntungan kepada para pemilik modal sendiri (dividen atas saham), dan berupa
biaya bunga yang harus dibayarkan kepada bank atas kredit yang kita terima.
Metoda pencatatan Aliran Kas Pendanaan ini pada dasarnya
sama saja dengan metoda pencatatan pada Aliran Kas Operasional. Namun mengingat
bahwa aliran kas pendanaan ini bersifat periodik (tidak setiap hari terjadi
transaksi), pencatatannya dalam perioda bulanan atau bahkan tahunan, bukan
harian.
Investment Cash Flow (Aliran Kas Investasi)
Aliran Kas Pendanaan meliputi
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan
Investasi. Investment Cash In Flow (ICIF), meliputi penerimaan yang berasal
dari aktivitas investasi perusahaan pada aktiva tetap dan investasi pada
surat-surat berharga, seperti penerimaan berupa dividen atas saham, bunga
(kupon) atas obligasi, dan capital gain atas penjualan aktiva tetap dan
penjualan saham. Sedangkan Investment Cash Out Flow (OCOF) meliputi sejumlah
dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli aktiva tetap dan
surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi.
Metoda pencatatan Aliran Kas Pendanaan ini pada dasarnya
sama saja dengan metoda pencatatan pada Aliran Kas Operasional dan Aliran Kas
Pendanaan. Mengingat bahwa transaksi investasi ini tidak dilakukan oleh
perusahaan secara harian, maka perioda penca-tatannya adalah bulanan dan
tahunan.
Setelah anda melakukan pencatatan aliran kas perusahaan
secara bulanan kemudian catatan-catatan tersebut dikompilasi menjadi catatan
aliran kas tahunan, berbentuk Cash Flow Statement perusahaan (sederhana).
Masing-masing laporan aliran kas tersebut diklasi-fikasi sesuai dengan
fungsinya menjadi Laporan Aliran Kas Operasional, Laporan
Aliran Kas Pen-danaan, dan Laporan Aliran Kas Investasi. Laporan Aliran Kas
sederhana semacam ini lebih tepat digunakan pada pencatatan keuangan usaha
kecil.
Mengingat bahwa metoda ini, sesuai dengan namanya Metoda
Cash Flow (arus kas tunai), maka metoda ini memiliki kelebihan dalam hal
kejelasan jumlah penerimaan dan pengeluaran antara yang terdapat di catatan dan
keadaan nyatanya (jumlah uang tunai sesungguhnya). Namun demikian, metoda ini
juga memiliki kelemahan.
Kelemahan metoda ini adalah hanyalah pada tidak tersedianya
catatan mengenai transaksi hutang dan piutang. Pemecahannya adalah dengan
menyediakan catatan khusus mengenai transaksi yang yang bersifat kredit, baik
pembelian secara kredit maupun penjualan secara kredit. Catatan ini kita
namakan Catatan Pembantu: Piutang dan Hutang.
PENYUSUNAN ALIRAN CASH FLOW
Kemampuan untuk mendapatkan keuntungan (profitabilitas)
suatu kegitan usaha ditentukan oleh aliran dana (cash flow) yang dapat
dihasilkan kegiatan tersebut. Sedangkan profitabilitas suatu rencana investasi
ditentukan oleh perkiraan aliran dananya. Aliran dana itu sendiri menyatakan
jumlah serta saat diterimanya pemasukan tunai (cash income) dan jumlah serta
saat dikeluarkaanya biaya tunai (cash cost) suatu rencana investasi atau suatu
kegiatan usaha.
Aliran dana disusun dengan mempertimbangkan semua elemen
pemasukan tunai (cash income) dan semua elemen biaya tunai (cast cost) pada
setiap periode selama umur investasi tersebut. Biaya tunai yang dimaksud adalah
meliputi semua transaksi baik berupa biaya yang dikeluarkan secara tunai maupun
pengeluaran tunai dalam bentuk investasi (meningkatkan aktiva). Pengertian ini
diperlukan untuk membedakaanya dengan biaya non-cash (book cost). Yang tidak
mempengaruhi nilai tunai dan aktiva perusahaan.sedangkan pemasukan tunai adalah
semua pendapatan yang dihasilkan dan dikumpulkan secara tunai atau pendapatan
yang meningkatkan rekening tagihan (account receivable)
Dalam menyusun Cash Flow, ada beberapa prinsip yang harus
diketahui terlebih dahulu yaitu:
Cash Flow disusun dengan basis tunai (Cash Basis).
Hal ini berbeda dengan penyusunan Laporan Keuangan yang
umumnya menggunakan Accrual Basis. Pada Cash Basis:
Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima, bukan pada
saat penjualan dilakukan.
Biaya-biaya diakui pada saat uang tunai dikeluarkan, bukan
pada saat biaya timbul.
Sedangkan pada Accrual Basis, pendapatan dan biaya diakui
pada saat kejadian, dan hal tersebut belum tentu sama dengan waktu terjadi
perpindahan uang tunai.
Contoh Soal:
WAHID memiliki
sistem penjualan dan pembelian yang dilakukan secara tunai. Income Statement
per akhir tahun adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih : Rp. 1.000
Harga Pokok Penjualan : Rp. 800 (-)
Laba Kotor : Rp. 200
Biaya Operasional
–
Gaji/Bonus : Rp. 50
– Lain-lain : Rp. 40
– Depresiasi : Rp. 20 (+)
Rp.
110 (-)
Laba Bersih Operasional Rp. 90
Pajak Penghasilan 30 % Rp. 30 (-)
Laba Bersih Setelah Pajak Rp. 60
Dalam perhitungan Cash Flow, kita tidak memperhitungkan
biaya depresiasi sebagai biaya karena depresiasi merupakan biaya non-kas.
Dengan demikian, dari perhitungan Rugi/Laba diatas, Cash Flow yang sebenarnya
adalah sebagai berikut:
Laba Bersih : Rp. 60
Depresiasi
: Rp. 40 (+)
Cash flow
: Rp 100
Cash Flow dapat disusun dengan periode (interval) per tahun,
per bulan, bahkan per hari. Tentu saja semakin pendek interval yang dipakai,
hasil penyusunan akan memiliki ketepatan yang lebih tinggi. Untuk Bank, umumnya
kita menggunakan interval bulanan atau tahunan.
CONTOH SOAL DIAGRAM
CASH FLOW
1. Sebuah perusahaan meminjam $1.000 selama
delapan tahun. Berapa banyak yang harus dibayarkan kembali dalam jumlah
sekaligus pada akhir tahun kedelapan ?
Jawab :
F = P(F/P,10%,8)
= $1.0000(2,1436)
= $2.143,60
3. Pak Bena setiap tahun menabung di Bank AR selama 5 tahun
dan pada setiap kali menabung ia menyetorkan $1.000. Suku bunga tabungan adalah
15%. Berapa jumlah tabungannya pada awal tahun ke-6 ?
Jawab :
Cash Flow ini bisa
disebut juga dengan laporan keuangan/aliran kas sangat berguna bagi siapa saja
yang ingin membuka usaha, agar proses keuangan dalam suatu usaha tersebut dapat
terorganisir dan terkoordinir dengan baik, dan agar pimpinan suatu bidang tidak
bisa dibohongi dengan pegawai-pegawainya, maka sangat penting dibuatnya Cash
Flow.
Metode Cash Flow
Langsung (Direct)
Standar yang digunakan dalam laporan keuangan terdiri dari
kegiatan operasional, investasi, dan penandaan. Nah, ada dua metode penyusunan
cash flow yang tersedia, yakni langsung (direct) dan tidak langsung (indirect).
Perbedaan keduanya terletak pada kegiatan operasional.
Pada metode langsung, cash flow dari kegiatan operasional
diperinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Lalu, kedua cash flow
tersebut masih akan diperinci kembali menjadi beberapa jenis penerimaan atau
pengeluaran kas. Berikut contoh cash flow langsung yang bisa Anda perhatikan:
Manfaat Laporan Arus
Kas
Manfaat laporan arus kas diantaranya adalah
1.
Mengetahui posisi uang kas masuk (cash in flow)
dan uang kas keluar (cash out flow) dalam periode akuntansi. Jadi laporan arus
adalah alat indicator posisi kas di masa yang akan datang.
2.
Menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang
telah dibuat sebelumnya.
3.
Manfaat lain adalah bagi pengguna laporan.
Melalui laporan arus kas, pengguna informasi laporan tentu dapat mengetahui
likuiditas kas pada periode tertentu.
Contoh Laporan Arus
kas Perusahaan Dagang :
1.
2.
3.
Daftar pustaka